Mengenal Rimpang Jahe



rimpang jahe
Jahe atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Zingiber Officinale merupakan salah satu tanaman obat yang populer di Indonesia. Jahe digolongkan ke dalam suku temu-temuan atau Zingiberaceae. Banyak yang meyakini bahwa jahe berasal dari India. Tetapi tak sedikit pula yang percaya jahe pertama kali ditemukan di daerah Cina khususnya bagian selatan. Meski masih simpang siur, pada faktanya hampir semua negara di dunia telah mengenal dan memanfaatkan jahe sebagai herba obat. Jahe merupakan tumbuhan dengan batang semu. Tangkai daunnya cenderung halus dan dilengkapi dengan bulu mikro. Akar jahe membentuk umbi dan lazim dikenal dengan nama rimpang jahe. Bagian akar atau rimpang inilah yang digunakan sebagai bahan obat.

Kaya Akan Senyawa Aktif

Pada dasarnya, dalam ilmu botani, rimpang dikenal dengan nama rhizoma. Bagian ini tak lain merupakan modifikasi batang suatu tanaman yang menjalar dalam tanah dan mampu menghasilkan tanaman baru dari ruas rimpangnya. Rhizoma atau rimpang merupakan "bank makanan" atau tempat tumbuhan menyimpan produk hasil metabolisme. Rimpang jahe mengandung beberapa zat aktif antara lain minyak atsiri yang terdiri antara lain zingiberen, kamfena, lemonin, zingiberol dan masih banyak lainnya. Komponen zat lain yang bisa ditemui pada rimpang jahe adalah oleoresin yang juga terbagi atas atas gingerol, shagol, resin, zingiberin dan lain-lain. Masing-masing zat ini memiliki manfaat yang beragam. Secara umum, aroma khas pada jahe disebabkan oleh kandungan minyak atsirinya. Sedangkan rasa pedasnya bersumber pada oleoresin-nya.

Pengelompokan Rimpang Jahe 


Secara umum, rimpang jahe dibagi ke dalam beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan pada warna, ukuran dan juga bentuk rimpang tersebut. Adapun jenis-jenis rimpang, sebagai berikut:
  1. Jahe gajah atau jahe badak. Jahe ini meiliki ukuran rimpang yang besar dan cenderung gemuk. Warna rimpangnya putih dan ada juga yang kuning.
  2. Jahe emprit atau suntil. Ruas jahe ini agak kecil dan cenderung rata. Jahe ini memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi dibandingkan jenis jahe gajah atau badak. Warna rimpangnya ada yang putih dan juga kuning.
  3. Jahe merah merupakan jenis jahe yang warna kulit dan daging rimpangnya merah. Kandungan minyak atsiri dan oleresin-nya jauh lebih tinggi dibandingkan dua jenis jahe sebelumnya. Karenanya tidak heran rasanya lebih pedas dan juga lebih wangi.