Klasifikasi Tanaman Jahe



Klasifikasi Tanaman Jahe
PENGGUNAAN jahe di Indonesia sangat populer, baik itu sebagai herba obat maupun sebagai bumbu penyedap masakan. Kabarnya, jahe pertama kali ditemukan di daratan India dan kemudian disebarkan ke seluruh dunia melalui pedagang Asia Tenggara, Timur Tengah, Jepang dan juga pedagang Tiongkok. Jahe merupakan tanaman tropis, yang hanya bisa bertahan di wilayah khatulistiwa seperti negara-negara Asia Tenggara. Afrika juga Brazil. Klasifikasi tanaman jahe dalam ilmu botani digolongkan ke dalam suku temu-temuan atau Zingiberaceae bersama dengan herba lainnya antara lain Kencur (Kaemferia Galanga), Lengkuas (Languasa Galanga), Lempuyang Gajah (Zingiber Zerumbet), Lempuyang Pahit (Zingiber Littorale), Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) dan masih banyak lagi lainnya.



Jahe Dalam Ilmu Biologi

DALAM ilmu biologi, klasifikasi tanaman jahe secara lengkap sebagai berikut:
  • Divisi : Magnoliophyta. 
  • Kelas : Liliopsida. 
  • Bangsa : Zingiberales. 
  • Suku : Zingiberaceae. 
  • Marga/ genus : Zingiber.
  • Jenis/ spesies : Zingiber officinale Rocs.

JAHE digolongkan ke dalam divisi Magnoliophyta (juga dikenal dengan istilah Angiospermaae) yakni kelompok tumbuhan yang berkembangbiak secara generatif berupa bunga. Divisi Magnolophyta dibagi lagi ke dalam dua kategori yakni Magnoliopsida dan Liliopsida. Jahe sendiri dimasukkan ke dalam karegori kedua yakni Liliopsida atau tanaman monokotil atau berbiji tunggal. Tanaman monokotil ini terbagi lagi ke dalam 50.000 sampai 60.000 jenis. Jahe sendiri dimasukkan lagi ke dalam bangsa Zingiberales atau bangsa tumbuhan berbunga. Kemudian secara mendetil, jahe dimasukkan lagi ke dalam suku Zingiberaceae atau temu-temuan. Suku ini terdiri dari 50 genus yang tersebar lagi ke dalam kurang lebih 1000 jenis/spesies. Genus jahe sendiri adalah Zingiber atau herba obat. Sementara itu urutan taksonami terakhir jahe adalah Zingiber officinale.

Morfologi Tanaman Jahe


JIKA didasarkan pada klasifikasi tanaman jahe di atas, maka ciri morfologisnya bisa diurai sebagai tanaman obat yang dilengkapi dengan bungan dan juga biji tunggal. Akar jahe dalam bentuk rimpang atau umbi. Uniknya, meski digolongkan sebagai tumbuhan magnolophhyta, pada faktanya jahe lebih banyak dikembangkan melalui rimpangnya ketimbang dengan bunga dan bijinya. Batang jahe merupakan batang semu yang bisa mencapai ketinggian maksimal 100 cm. Bagian jahe yang dimafaatkan adalah rimpang. Hal ini wajar sebab bagian tersebutlah yang memiliki kandungan senyawa kompleks seperti oleoresin (gingerol, shogaol, paradol, zingireone dan lain-lain) serta minyak atsiri. Jika didasarkan pada warna bunga, maka spesies tanaman jahe terbagi ke dalam dua jenis yakni jahe dengan bunga berwarna merah dan jahe dengan bunga berwarna putih.